Akibat Pandemik Covid-19 yg tengah melanda negara indonesia yg menjadikan pemerintah membuat kebijakan social distancing atau pembatasan sosial untuk menjaga jarak kepada orang lain yg dengan tujuan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit dari Covid-19 ini. Dengan memberlakukan sosial distancing tersebut maka demi kesehatan seluruh rakyat indonesia agar tidak semakin banyak korban yg terkena dari virus ini adalah mengharapkan agar semua untuk bekerja maupun belajar di rumah serta untuk tidak berkumpul di tempat umum dalam sementara waktu sampai virus Covid-19 ini berakhir.
Berhubung saya seorang mahasiswa maka saya akan membahas mengenai metode pembelajaran daring (online) yg sudah diberlakukan di seluruh universitas yg ada di indonesia termasuk di universitas tempat saya menimba ilmu yaitu Universitas Negeri Manado. Metode pembelajaran daring (online) ini tentunya ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya tentu saja menjadi alternatif kita agar dapat terus belajar seperti halnya kuliah tatap muka dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Serta sisi negatifnya kita akan merasakan sesuatu hal yg sepertinya kurang efektif dalam memahami materi yg akan diberikan dosen kepada mahasiswa dimana kita tidak dapat untuk berdiskusi bersama lagi kepada teman kita untuk dapat memecahkan suatu masalah atau materi yg diberikan dosen. Sebagai manusia yg di takdirkan makhluk sosial tentunya perlu untuk saling berinteraksi dgn manusia lainnya termasuk di dalam proses pembelajaran. Belum lagi ditambah dosen yg dengan tipe "tidak mau ribet" yg hanya memberikan tugas tanpa menjelaskan materinya terlebih dahulu yg cenderung membuat mahasiswa menjadi kewalahan dalam mengerjakannya.
Metode pembelajaran daring ini tentunya juga sangat berdampak buruk pada mahasiswa semester akhir yg sedang menyusun skripsi. Segala rencana mereka seperti bimbingan, penelitian, menjadi berantakan akibat social distancing ini. Dimana mereka menjadi timbul rasa ke khawatiran dan bahkan pasti ada rasa kecemasan tidak dapat lulus dengan tepat waktu yakni 8 semester.
Walaupun demikian kami sadar bahwa tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja yg merasa dirugikan tetapi semua pihak pun merasakan akibat dari virus Covid-19 apalagi masyarakat yg menengah kebawah. Karena untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19 ini menurut saya bukan hanya tugas pemerintah saja tapi tugas kita bersama.
Dan harapan semua orang termasuk saya pastinya agar Virus Covid-19 ini segera berakhir dan semua orang dapat kembali beraktivitas seperti biasa lagi tanpa ada rasa khawatir maupun kecemasan lagi pada dirinya. Dan tentunya secara pribadi saya mengapresiasi upaya pemerintah dan semua pihak yg telah terlibat terlebih kepada tim medis yg sebagai garda terdepan yg telah bekerja semaksimal mungkin dalam mengatasi masalah pandemik covid-19 yg tengah melanda negara indonesia ini.
Frans Todo
Selasa, 31 Maret 2020
Rabu, 04 Desember 2019
Teori Motivasi David McClelland
Teori motivasi David McClelland ini mengemukakan bahwa ada tiga hal yang melatarbelakangi motivasi seseorang:
1. The Need for Achievement (N-ACH) - Kebutuhan akan prestasi atau penghargaan
Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang tinggi. Orang-orang N-ACH adalah mereka yang mengejar prestasi yang akhirnya bermuara ke pengakuan dari orang di sekitarnya.
Sebab-sebab seseorang memiliki N-ACH yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi dan keinginan untuk mengahadapi tantangan.
2. The Need for Power (N-POW) - Kebutuhan akan kekuatan
Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut McClelland, ada 2 jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial. Orang-orang N-POW adalah mereka yang senang jika mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu, yang dikejarnya adalah kuasa atas segala sesuatu.
Contoh dari kekuasaan pribadi adalah seorang pemimpin perusahaan yang mencari posisi lebih tinggi agar bisa mengatur orang lain mengarahkan ke mana perusahaan akan bergerak. Sedangkan kekuasaan sosial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh pemimpin seperti Nelson Mandela, yang memiliki kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya tersebut untuk kepentingan sosial, seperti misalnya perdamaian.
3. The Need for Affiliation (N-AFF) - Kebutuhan akan afiliasi / keanggotaan
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Mereka merasa cukup bila sudah punya hubungan dengan orang lain (senengnya temenan gituu).
McClelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan afiliasi akan mencampuri objektifitas seseorang. sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya.
Saat ospek kampus gue, gue mencoba menempatkan diri ke dalam kelompok orang-orang N-AFF, gue ingin melewati masa "Be A Men 2012" dengan menyenangkan, sehingga datanglah teori dadakannya McClelland yaitu N-ASI (The Need of Asikment) dengan definisi "Yang penting asik-asik aja".
Senin, 25 November 2019
Dari Hasil pengamatan (observasi) saya mengenai perubahan sosial yg harus terjadi di Lingkungan kampus adalah mengenai fasilitas yg ada. Dimana masih banyak sekali fasilitas yg sangat kurang dimulai dari wifi, wc yg kurang memadai, ruang belajar yg masih kurang penerangan, dan fasilitas infocus yg masih sangat kurang karena infocus yg ada terkhusus di jurusan pendidikan sosiologi hanya memiliki 1 infocus untuk semua angkatan. Dan itu otomatis membuat dosen berebutan untuk memakai infocus tersebut.
Perubahan sosial itulah yg harus di lakukan agar dapat meningkatkan kualitas jurusan pendidikan sosiologi yg saya amati. Dan melalui perubahan tersebut maka kualitas dosen untuk mengajar akan semakin baik lagi. Penerangan di kelas masih kurang dan yg sangat-sangat diperlukan perubahan yg terjadi agar para mahasiswa menjadi nyaman belajar. Demikianlah hasil pengamatan (observasi) saya dan terima kasih 😊
Perubahan sosial itulah yg harus di lakukan agar dapat meningkatkan kualitas jurusan pendidikan sosiologi yg saya amati. Dan melalui perubahan tersebut maka kualitas dosen untuk mengajar akan semakin baik lagi. Penerangan di kelas masih kurang dan yg sangat-sangat diperlukan perubahan yg terjadi agar para mahasiswa menjadi nyaman belajar. Demikianlah hasil pengamatan (observasi) saya dan terima kasih 😊
Sabtu, 16 November 2019
KONSEP-KONSEP DALAM SOSIOLOGI
adalah suatu keadaan masyarakat yang mengalami suatu pertikaian antara anggotanya yang mengakibatkan terancamnya keutuhan msyarakat tersebut yang dilator belakangi dengan perbedaan kepentingan antar anggota.
2. Kelompok Sosial
adalah sekumpulan inividu yang mempunyai pola perilaku yang sama dan saling berinteraksi atau berhubungan satu sama lain.
3. Norma Sosial
adalah suatu aturan atau kaidah yang mengatur perilaku seseorang didalam masyarakat.
4. Stratifikasi Sosial
adalah pembagian atau pengelompokan anggota masyarakat secara bertingkat atau vertical
5. Evolusi
adalah perubahan yang dilakukan dari yang sederhana ke kompleks.
6. Revolusi
adalah suatu perubahan yang terjadi secara cepat
7. Weternisasi
adalah sebuah proses dimana masyarakat menerima atau mengadopsi kebudayaan Barat seperti cara berpakaian, perilaku dan bahasanya
8. Peyimpangan Sosial Atau Perilaku Menyimpang
adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, dan norma-norma sosial yang berlaku. Atau seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar masyarakat (minimum di suatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau tindakannya di luar kebiasaan, adapt istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma-norma sosial yang berlaku.
9. Industrialisasi
adalah sebuah proses di mana teknologi menggantikan tenaga manusia dalam memproduksi barang.
10. Pengendalian Sosial
adalah suatu proses baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma-norma sosial
11. Kontraversi
adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dengan konflik. Dalam kontraversi yang terpenting adalah menggagalkan pencapaian tujuan pihak lain, walaupun tanpa ada upaya untuk menghancurkan pihak lain.
12. Nilai
adalah sesuatu yang sangat berharga atau bernilai dalam masyarakat.
13. Akulturasi
adalah perpaduan dua kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan yang lama.
14. Asilimilasi
adalah perpaduan dua kebudayaan dengan menghilangkan kebudayaan asli dan membentuk kebudayaan baru
15. Diferensiasi sosial
adalah pembedaan anggota masyarakat secara horizontal atrinya pembedaan ini memiliki derajat dan tingkatan yang sama.
16. Sosialisasi
adalah proses belajar mengajar atau penanaman nilai-nilai, kebiasaan dan aturan kepada seseorang di dalam suatu kelompok atau masyarakat.
17. Status Sosial
adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok atau masyarakat.
18. Perubahan Sosial
adalah proses perubahan tatanan atau struktur dalam masyarakat. Perubahan sosial akan berlangsung terus selama adanya interaksi dalam masyarakat.
19. Kontak Sosial
merupakan awal terjadinya interaksi social baik dilakukan secara langsung ataupun tidak. Kontak langsung dilakukan dua pihak atau lebih.
20. Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan kepada seseorang, sehingga pesan itu dapat diterima dan dipahami.
Rabu, 13 November 2019
Hasil Observasi Mengenai Nilai dan Norma di Fakultas Ilmu Sosial Unima
Dari hasil pengamatan (observasi) mengenai nilai dan norma sosial yg ada di Fakultas Ilmu Sosial Unima masih banyak sekali menemukan mahasiswa yg tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yg berlaku di fakultas ilmu sosial unima.
Contohnya seperti banyak yg menggunakan celana robek, baju yang ketat, hingga memakai rok yg terlalu pendek. Sangat jelas bahwa hal-hal tersebut tidak sesuai dengan nilai dan norma yg berlaku sebagai mahasiswa terkhusus di lingkungan fakultas ilmu sosial. Dikarenakan bahwa di lingkungan fakultas ilmu sosial rata-rata adalah mahasiswa yg di didik untuk menjadi calon pendidik (Guru). Jadi kalau di didik untuk menjadi calon pendidik haruslah berpakaian rapi hendaklah seperti calon guru yg sesuai dengan nilai dan norma yg berlaku.
Dan mahasiswa cowok banyak sekali ditemukan memakai kaos oblong. Sebagai calon pendidik sangat tidak etis hanya menggunakan kaos oblong. Karena calon pendidik nantinya hendaknya harus sebagai contoh sekalipun dalam segi berpakaian. Jangan sampai nanti kita terbiasa dalam hal berpakaian yg tidak sesuai dengan nilai dan norma sebagai pendidik yg berlaku sehingga dapat menurunkan citra guru dilihat oleh siswa dan siswinya. Dan yang saya lihat sesuai di lapangan , itu masih sangat kurang disadari oleh mahasiswa tersebut sehingga dalam berpakaian yg sesuai norma dan nilai sudah tidak ada rasa perdulinya lagi. Inilah yang harus kita munculkan atau tanamkan kembali cara-cara berpakaian kita yg sesuai dengan nilai dan norma agar kita pun tidak menjadi terbiasa seperti hal tersebut walaupun di pandang hanya sepele tapi itu sangat berpengaruh.
Terima Kasih..😊
Contohnya seperti banyak yg menggunakan celana robek, baju yang ketat, hingga memakai rok yg terlalu pendek. Sangat jelas bahwa hal-hal tersebut tidak sesuai dengan nilai dan norma yg berlaku sebagai mahasiswa terkhusus di lingkungan fakultas ilmu sosial. Dikarenakan bahwa di lingkungan fakultas ilmu sosial rata-rata adalah mahasiswa yg di didik untuk menjadi calon pendidik (Guru). Jadi kalau di didik untuk menjadi calon pendidik haruslah berpakaian rapi hendaklah seperti calon guru yg sesuai dengan nilai dan norma yg berlaku.
Dan mahasiswa cowok banyak sekali ditemukan memakai kaos oblong. Sebagai calon pendidik sangat tidak etis hanya menggunakan kaos oblong. Karena calon pendidik nantinya hendaknya harus sebagai contoh sekalipun dalam segi berpakaian. Jangan sampai nanti kita terbiasa dalam hal berpakaian yg tidak sesuai dengan nilai dan norma sebagai pendidik yg berlaku sehingga dapat menurunkan citra guru dilihat oleh siswa dan siswinya. Dan yang saya lihat sesuai di lapangan , itu masih sangat kurang disadari oleh mahasiswa tersebut sehingga dalam berpakaian yg sesuai norma dan nilai sudah tidak ada rasa perdulinya lagi. Inilah yang harus kita munculkan atau tanamkan kembali cara-cara berpakaian kita yg sesuai dengan nilai dan norma agar kita pun tidak menjadi terbiasa seperti hal tersebut walaupun di pandang hanya sepele tapi itu sangat berpengaruh.
Terima Kasih..😊
Langganan:
Postingan (Atom)